Saat ini ramai pemberitaan Ardina Rasti menjadi korban penganiayaan dari
mantan kekasihnya, pesinetron Eza Gionino. Rasti mengaku dipukul dan ditendang
berkali-kali oleh bintang 'Putih Abu-abu' itu hingga pingsan. Tidak ada wanita manapun yang ingin terlibat dalam hubungan asmara yang
menyiksa secara psikis maupun fisik. Namun seringkali keadaan tidak terjadi
seperti yang diharapkan. Saat pendekatan, mungkin si pria bertingkah laku
sangat baik, perhatian dan ramah. Tapi siapa sangka setelah resmi berpacaran,
sifat aslinya yang suka menyiksa atau abuser perlahan-lahan terkuak. Jangan
sampai Anda menjadi korban kekerasan oleh kekasih sendiri dan terjebak dalam
cinta yang menyiksa. Kenali tanda-tanda awal pria yang punya kecenderungan
menyiksa. Tentu tidak ada
wanita yang ingin mengalami seperti pengalaman Rasti tersebut. Lantas,
bagaimana mengenali pria yang kasar dan suka menyiksa (abuser)? Seperti dikutip
dari Your Tango, ini tanda-tanda awalnya.
1. Mengikat Secara Emosional
Baru beberapa minggu resmi pacaran, dia sudah mengklaim kuatnya hubungan
kalian dengan kata-kata seperti, "Aku tidak pernah merasa dicintai oleh
orang lain seperti kamu mencintaiku." Pada awalnya, mungkin terdengar
manis dan romantis tapi yang tidak disadari, dengan mengungkapkan kalimat semacam
itu dia ingin ada keterikatan 'eksklusif' sehingga Anda akan terbebani untuk
selalu memperhatikan dirinya.
2. Cemburu Berlebihan
Cemburu wajar, tapi jika Anda merasa kecemburannya sangat berlebihan,
Anda perlu waspada. Pasangan baru Anda menunjukkan sikap posesif yang ekstrem,
menelepon setiap hari dan tiap menit, atau datang ke rumah secara tak terduga
bisa jadi tanda dia tipe orang yang suka menyiksa nantinya.
Kekerasan dalam Berpacaran |
3. Mengontrol Hidup Anda
Dia selalu menginterogasi hal-hal detail tentang siapa pria yang barusan
berbicara akrab dengan Anda, memaksa agar Anda minta izin setiap ingin pergi ke
luar atau melakukan sesuatu, sampai mengecek semua telepon, SMS atau BBM yang
masuk ke ponsel Anda.
4. Banyak Menuntut
Pria yang mengharapkan Anda jadi orang yang sempurna dan bisa selalu
memenuhi semua keinginannya, juga merupakan tanda-tanda seorang abuser.
5. Isolasi
Isolasi merupakan salah satu ciri seorang penyiksa. Dia mencoba membatasi
komunikasi Anda dengan teman-teman, rekan kerja bahkan keluarga sendiri. Dalam
tahap yang sudah parah, dia bisa menghalangi Anda untuk sukses di dalam karier
maupun hubungan sosial.
6. Suka Menyalahkan Orang Lain
Orang yang tidak merasa bersalah dan suka menyalahkan orang lain juga
bisa mejadi tanda orang yang abuser. Baik itu atasan, keluarga, teman atau
kekasih, dia selalu menyalahkan orang lain jika keadaan tidak berjalan sesuai
yang diharapkan.
7. Objek Penderita
Membuat setiap orang merasa bertanggung jawab terhadap apa yang
dirasakannya. Ciri penyiksa yang lainnya, adalah menjadikan dia sebagai objek
penderita, bukan pelaku. Contohnya, memilih kata-kata seperti, "Kamu sudah
membuat aku marah" bukan dengan "Ya, aku marah". Atau contoh
lainnya, "Aku tidak akan semarah ini jika kamu tidak..."
8. Hipersensitif
Ciri dari hipersensitif adalah mudah merasa tersinggung. Dia cenderung
gampang menyuarakan ketidakadilan terhadap segala masalah yang menimpanya,
sekecil apapun masalah itu.
9. Jahat Terhadap Binatang dan Anak-anak
Dia tak segan membunuh atau melukai bintang secara brutal. Kepada
anak-anak, seorang abuser suka meminta mereka melakukan sesuatu di luar
kemampuannya, atau menggoda mereka sampai menangis.
10. Suka Menghina
Penyiksaaan tak selalu dalam bentuk fisik, tapi juga secara verbal.
Berhati-hatilah jika Anda memacari pria yang selalu mengritik apa yang Anda
lakukan atau tak segan mengeluarkan sumpah serapah yang kasar.
11. Mood yang Berubah-ubah
Suatu waktu, dia sangat sayang, perhatian dan menjaga Anda. Namun
beberapa jam kemudian dia bisa menjadi orang yang pemarah dan membentak Anda di
tempat umum.
12. Mengancam
Saat marah dia seringkali melontarkan ancaman seperti, "Lihat saja,
aku akan mematahkan lehermu," tapi setelah itu ia langsung meralat
ucapannya dengan mengatakan, "Percayalah, aku tidak bersungguh-sungguh
mengatakannya."